Bandung.swarajabar11.blogspot.com
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono
Edhie Wibowo menuturkan, partainya ingin mempertahankan perolehan suara pada
Pemilu 2009. “Meski Ketua Umum menargetkan angka 15 persen, namun mesin-mesin
partai akan bekerja keras mengerahkan kepala-kepala daerahnya untuk
memaksimalkanperolehan suara,” ujar Edhie di Bandung, Minggu (30/3). Menurut
Edi, saat ini banyak kepala daerah dari
Demokrat, dan di Jawa Barat jumlahnya mencapai 20 persen. “Ini menjadi modal
kami mendulang suara," tambah
Edhie.Partai Demokrat kembali menargetkan Jawa Barat sebagai lumbung suara.
Pada pemilu lalu, Demokrat mendapatkan perolehan suara terbanyak di Jawa Barat,
yakni mencapai 15 persen. Dan pada pemilu legislative 2014, partai berlambang
mercy itu juga menargetkan 15 persen yang dianggap paling realistis.Pramono
Edhie Wibowo memaparkan lebih lanjut bahwa Partai Demokrat merupakan partai
yang memberikan bukti bukan janji, hal ini dapat dilihat Program-program pro
rakyat selama masa jabatan Presiden SBY yaitu : BOS, BPJS Kesehatan, KUR, PNPM
Mandiri, Program Keluarga Harapan, Raskin, Rutilahu, program-program yang pro
rakyat sudah banyak dirasakan oleh masyarakat ujar Edhie.Hari ini pada kampanye
terbuka di Bandung, PartaiDemokrat menampilkan Ketua Umumnya yang juga Presiden
RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah jurkam Nasional. Terkait hal tersebut juru bicara Partai
Demokrat Ruhut Sitompul menyatakan tidak ada aturan yang dilanggar bila SBY
mjenjadi jurkam. “Meski sebagai
presiden, SBY sah-sah saja menjadi jurkam tidak melanggar aturan kampanye yang
berlaku,” tegas Ruhut. Ruhut menyatakan, parpol lain juga banyak menghadirkan
ketua umumnya seperti Megawati yang
merupakan mantan presiden atau Jusuf Kalla yang merupakan mantan wakil
presiden.Kendati diterjang pelbagai ‘guncangan’ mulai didera penyakit korupsi,
hingga sejumlah kader pentolannya digiring ke KPK, PD tetap mendekati posisi
tiga besar Parpol di Indonesia. Menurut Ruhut, posisi PD yang saat ini
mendekati tiga besar di atas keterpurukannya membuktikan tidak terlalu
berpengaruh. “Masyarakat Indonesia sangat cerdas, bahkan tidak terlalu
memikirkan sejumlah kasus pribadi yang di lakukan para kader demokrat,” ujarnya.@
(dh)