Rabu, 30 April 2014

APK Jabar Masih Jauh Dibawah Nasional



Bandung.swarajabar11.blogspot.com

Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikmen Kemdikbud) Prof Achmad Jazidie menegaskan setiap tahun Angka Partiisipasi Kasaar (APK)m terus mengalami peningkatan. Ada yang cukup cepat namun ada juga yang stagnan.Dari data yang ada di Dikmen Kemdikbud, tahun 2012 secara Nasional sudah mencapai angka 76,44 persen, APK tertinggi adalah Provinsi Bali yaitu 105,94 persen. Sedangkan Provinsi Jabar baru mencapai 67,77 persen atau berada diurutan ke 28.  Hal ini tentunya harus menjadi perhatian bagi Pemprov Jabar terutama Disdik dan juga provinsi yang AAPK nya dibawah Nasional, kata  Achmad Jazidie dalam acara dialog interaktif Dirjen Dikmen dengan Wartawan dengan Tema “ Sekolah Menengah Terbuka dan Tunjangan Guru, di Hotel Park Bandung, Rabu (30/4/2014).Dikatakan, adanya kesenjangan APK antar provinsi tentunya ada beberapa faktor, yaitu faktor ekonomi, geografis, waktu, sosial, budaya, dan drop out dari SMA adalah kendala dari rendahnya APK dikmen. Sebagai bentuk intervensi peningkatan APK SMA, maka Kemendikbud melalui Dirjen Dikmen mulai tahun 2014 akan meluncurkan rintisan Sekolah Menengah Atas Negeri Terbuka (SMANT).Tujuan aatau sasaran  SMANT jarak jauh aadalah lulusan SLTP sederajat yaag tidak tertampung di SMA/K Reguler kerena beberapa faktor diatas, selain itu ditujukan untuk siswa drop Out SMA/K.Ada sebanyak lima sekolah SMANT akan didirikan, yaitu SMAN 1 Gambut Banjarmasin-Kalimantan Selatan, SMAN 1 Kepanjen Jawa Timur, SMAN 1 Narmada Lombok Barat-Nusa Tenggara Barat, SMAN 2 Padalarang-Jawa Barat, dan SMAN 12 Merangin-Jambi. Kelima sekolah terebut, akan dijadikan percontohan pendirian Pendidikan Menengah Universal (PMU), untuk tahun 2014.Di lima sekolah tersebut, menurut Jazidie  akan menerapkan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan tiga mode layanan bantuan belajar, yaitu dominan online.Pada mode layanan ini, para siswa akan mendapat sebesar 80 persen Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan online, dan 20 persen dengan bimbingan tatap muka. Kedua, mode balance online dan tatap muka. Maksudnya, terdapat 50 persen KBM berlangsung dengan bimbingan online, dan 50 persen dengan bimbingan tatap muka. Ketiga, mode dominan tatap muka. Dengan mode ini, para siswa akan melakukan bimbingan online sebanyak 20 persen KBM, dan 80 persen dengan bimbingan tatap muka.Jazidie mengharapkan, melalui SMANT dapat memberikan kontribusi berarti terhadap peningkatan APK Dikmen Nasional sebesar 97 persen pada tahun 2020. Untuk itu, setiap tahun akan ada penambahan SMANT  sampai tahun 2020 ditargetkan sebak 300 Sekolah Induk.  Lebih lanjut dijelaskan, bagi calon siswa SMANT  harus lulusan SMP/sederajat, umur maksimal 21 tahun.  Calon siswa diutamakan berasal anak-anak kaum duafa, pengisian kolom kesanggupan pembiayaan sekolah oleh orang tua.Sedangkan sistem belajar, siswa akan mendapat unit pembelajaran jarak jauh. Dengan Kurikulum, dan materi yang sama, masing-masing siswa dapat mengakses dari kelima sekolah tersebut. "Tapi, ujian tetap dilakukan secara tatap muka, yaitu di sekolah yang didaftarkan, jelasnya.Adapun terkait kenapa dipilihnya ke lima Sekolah tersebut, Jazidie mengungkapkan atas dasar ekonomi, geografis, waktu, sosial, budaya, dan drop out dari SMA, serta cukup banyaknya anak usia sekolah yang tidak dapat melanjutkan jenjang pendidikan SLTA. Untuk di Jabar dipilih SMAN 2 Padalarang-Kab Bandung Barat, karena berdasarkan survey dan kajian Dikmen, di Padalarang cukup banyak anak usiaa sekolah / lulusan SMP tidak dapat melanjut kejenjang SLTA, pungkasnya. (Die)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar