Bandung.swarajabar11.blogspot.com
Direktur Jenderal
Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikmen
Kemdikbud) Prof Achmad Jazidie menegaskan setiap tahun Angka Partiisipasi
Kasaar (APK)m terus mengalami peningkatan. Ada yang cukup cepat namun ada juga
yang stagnan.Dari data yang ada di
Dikmen Kemdikbud, tahun 2012 secara Nasional sudah mencapai angka 76,44 persen,
APK tertinggi adalah Provinsi Bali yaitu 105,94 persen. Sedangkan Provinsi
Jabar baru mencapai 67,77 persen atau berada diurutan ke 28. Hal ini
tentunya harus menjadi perhatian bagi Pemprov Jabar terutama Disdik dan juga
provinsi yang AAPK nya dibawah Nasional, kata Achmad Jazidie dalam
acara dialog interaktif Dirjen Dikmen dengan Wartawan dengan Tema “ Sekolah
Menengah Terbuka dan Tunjangan Guru, di Hotel Park Bandung, Rabu
(30/4/2014).Dikatakan, adanya kesenjangan APK antar provinsi tentunya ada
beberapa faktor, yaitu faktor ekonomi, geografis, waktu, sosial, budaya, dan
drop out dari SMA adalah kendala dari rendahnya APK dikmen. Sebagai bentuk
intervensi peningkatan APK SMA, maka Kemendikbud melalui Dirjen Dikmen mulai
tahun 2014 akan meluncurkan rintisan Sekolah Menengah Atas Negeri Terbuka (SMANT).Tujuan
aatau sasaran SMANT jarak jauh aadalah lulusan SLTP sederajat yaag
tidak tertampung di SMA/K Reguler kerena beberapa faktor diatas, selain itu
ditujukan untuk siswa drop Out SMA/K.Ada sebanyak lima sekolah SMANT akan
didirikan, yaitu SMAN 1 Gambut Banjarmasin-Kalimantan Selatan, SMAN 1 Kepanjen
Jawa Timur, SMAN 1 Narmada Lombok Barat-Nusa Tenggara Barat, SMAN 2
Padalarang-Jawa Barat, dan SMAN 12 Merangin-Jambi. Kelima sekolah terebut, akan
dijadikan percontohan pendirian Pendidikan Menengah Universal (PMU), untuk
tahun 2014.Di lima sekolah
tersebut, menurut Jazidie akan menerapkan penggunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan tiga mode layanan bantuan belajar, yaitu
dominan online.Pada mode layanan ini,
para siswa akan mendapat sebesar 80 persen Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
dengan online, dan 20 persen dengan bimbingan tatap muka. Kedua, mode balance
online dan tatap muka. Maksudnya, terdapat 50 persen KBM berlangsung dengan
bimbingan online, dan 50 persen dengan bimbingan tatap muka. Ketiga, mode
dominan tatap muka. Dengan mode ini, para siswa akan melakukan bimbingan online
sebanyak 20 persen KBM, dan 80 persen dengan bimbingan tatap muka.Jazidie
mengharapkan, melalui SMANT dapat memberikan kontribusi berarti terhadap peningkatan
APK Dikmen Nasional sebesar 97 persen pada tahun 2020. Untuk itu, setiap tahun
akan ada penambahan SMANT sampai tahun 2020 ditargetkan sebak 300
Sekolah Induk. Lebih lanjut dijelaskan, bagi calon siswa
SMANT harus lulusan SMP/sederajat, umur maksimal 21
tahun. Calon siswa diutamakan berasal anak-anak kaum duafa,
pengisian kolom kesanggupan pembiayaan sekolah oleh orang tua.Sedangkan sistem
belajar, siswa akan mendapat unit pembelajaran jarak jauh. Dengan Kurikulum,
dan materi yang sama, masing-masing siswa dapat mengakses dari kelima sekolah
tersebut. "Tapi, ujian tetap dilakukan secara tatap muka, yaitu di sekolah
yang didaftarkan, jelasnya.Adapun terkait kenapa dipilihnya ke lima Sekolah
tersebut, Jazidie mengungkapkan atas dasar ekonomi, geografis, waktu, sosial,
budaya, dan drop out dari SMA, serta cukup banyaknya anak usia sekolah yang
tidak dapat melanjutkan jenjang pendidikan SLTA. Untuk di Jabar dipilih
SMAN 2 Padalarang-Kab Bandung Barat, karena berdasarkan survey dan kajian
Dikmen, di Padalarang cukup banyak anak usiaa sekolah / lulusan SMP tidak dapat
melanjut kejenjang SLTA, pungkasnya. (Die)