Bandung.Swara Jabar.
Keprihatinan
dan kekecewaan sesepuh dan tokoh Jabar terhadap kerusakan aspek
lingkungan, dan budaya dalam hampir sepuluh tahun terakhir ini,
merupakan sebuah kesimpulan dari penilaian atas lemahnya
kepemimpinan,yang menyangkut pola pikir dan pola prilaku dalam
kegamangan masyarakat dari pimpinan jabar saat ini.
Penilaian
ini disampaikan Eka Santosa mantan ketua DPRD Jawa Barat yang juga
mantan Ketua Komisi II DPR RI kepada wartawan mengenai kepemimpinan
gubernur jabar saat ini, di Bandung.Kamis (29/10)
Dikatakan. “Apa yang menjadi pola kebijakan beliau dalam
aspek normatif dan formalistik semuanya bentuk-bentuk visualisasi yang
tidak faktual.”
Karena faktualnya adalah hutan kita, berapa produksi
pertanian kita, kayak apa, lalu kehidupan masyarakat kita apa lebih
baik, atau tidak, oleh karena itu kita bisa melihat dari persepsi lain
tentang keadaan Jawa Barat dibandingkan dengan masa-masa kepemimpinan
sebelumnya, sifatnya seremony, atau mau ditarik kepada janji politik
kampanye beliau seperti pendidikan gratis.
“Sapuluh tahun Jawa Barat mundur, rek ditambah deui sapuluh tahun ?”Kata Eka.
Dengan
keprihatinan dan kekecewaan atas kemunduran lingkungan alam dan budaya
Jawa Barat ini, sesepuh serta tokoh Jabar sekelas mang Ihin (Solihin
GP) telah mendorongnya untuk memutuskan maju sebagai kandidat untuk
memperbaiki Jawa Barat yang telah rusak dalam hampir 10 tahun ini.
“Kalau
saya bicara untuk gubernur saat ini, tidak bicara untuk kekuasaan dan
tidak bicara fasilitas tetapi bicara tentang bagaimana kembalinya suatu
kebesaran budaya peradaban kita, sebab tujuan kita untuk menciptakan
hejo ngemploh leuweungna, curcor caina, retep manukna makmur
jelemana.”Kata Eka . (Die)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar