Sabtu, 28 Februari 2015

KEGIATAN BAKTI SOSIAL PELAYANAN KB DAN SEPEDA SEHAT BKKBN DAN KOSEINDO.





Cirebon.Swara Jabbar.
Dalam mengembangkan stategi kampanye program KKBPK yang leng mengena sasaran, BKKBN mencoba merancang kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) secara lebih kreatif, dengan menggunakan pendekatan yang lebih menarik sehingga mudah diterima oleh masyarakat, yang biasanya dikemas melalui kegiatan seni, budaya dan olah raga.Kali ini kegiataan KIK Kreatif coba gagas kembali oleh BKKBN dengan menyelenggarakan Kegiatan Bakti Sosial Pelayanan KB dan sepeda Sehat , Sabtu (28/2/2015) di Kota Cirebon.Dengan merangkul para pecinta olah raga bersepeda, BKKBN mencoba mengajak masyarakat untuk menerapkan pola dan gaya hidup sehat melalui olahraga bersepeda sekaligus mempromosikan program KKBPK dengan mengemasnya dalam serangkaian kegiatan mulai Bakti Sosila Pelayanan KB dan Papsmear, Penyerahan Bantuan bagi keluarga Pra Sejarah, penyerahan dukungan peralatan operasional klinik KB dan PIk KB Remaja, dan kegiatan bertanjuk Genre (Generasi Berencana) lainnya, serta dialog/temu akrab dengan para kader dan petugas lapangan KB setempat.Peserta Gowes sepeda sehat sendiri diikuti oleh Plt Kepala BKKBN beserta jajaran Bakorwil Kota Cirebon, dan jajaran pejabat dilingkungan BKKBN, diantaranya Deputi Keluarga Sejahtera dan Pembanguna Keluarga Dr.Soedibyo Alimoeso, Deputi Advokasi Penggerakan dan Informasi Abidinsyah Siregar, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Drs.Sugilar. Peserta Gowes ini diikuti KOSEINDO, Tim BKKBN dan masyarakat umum.Pada kegiatan tersebut diadakan pelayanan KB, dengan menargetkan sedikitnya 100 orang akseptor IUD dan Implant.Pada kesempatan tersebut diberikan bingkisan kepada 5 Kepala Keluarga Pra Sejahtera dan penyerahan  bantuan berupa IUD Kit, Implan Kit dan Obgyn bed kepada klinik Kb SETEMPAT.Puncak acara kegiatan di Bakorwil Kota Cirebon dihadiri juga oleh Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf, diisi dengan acara ramah tamah dan pembagian doorprize . (die)

ROADSHOW INDIGO INCUBATOR 2015 BANDUNG




Bandung.Swara Jabar.
Industri kreatif termasuk di dalam nya industry kreatif digital meruapakan tulang punggung pertumbuhan di Indonesia, namun talent/founder maupun ekosistem digitalnya masih perlu disempurnakan.Menumbuhkan industry digital membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, yang umumnya dikenal sebagai kolaborasi quad-helix ABG-C (Academic, Busisness, Government dan Community), Kita semua patut bersyukur karena saat ini kolaborasi keempat elemen tersebut sudah terwujud di Indonesia, membangun ekosistem yang diperlukan untuk mengembangkan industry kreatif digital di Indonesia .Salah satu wujud nyata-nya adalah Program Indigo.Telkom menyelenggarakan program besar”indigo” yang dahulu diawalai sebagai program penghargaan “indigo Fellowship” kini bermetaformasis  menjadi “indigo Incubator” yang ditujukan untuk startup baru dan “indigo Accelerator” yang ditujukan untuk startup digital yang siap untuk ekspansi pasar. Menyusul kemudian adalah “indigo Venture” atau tahap CCompany Builder (melalui PT.Mentra Digital Investama), yang ditujukan untuk membawa DICO/Startup menuju perusahaan berskala besar.Dalam program Indigo Incubator, Telkom memberi kesempatan bagi para startup untuk merealisasikan karya kreatif mereka , baik yang masih bentuk ide, produk yang sudah memiliki pengguna, maupun bisnis yang sudah mendatangkan pendapatan. Startup yang terpilih akan mendapat dukungan inkubasi selam 7 bulan dan mendapatkan berbagai fasilitas seperti akses pasar melalui chanel pemasaran Telkom, pendampingan bisnis dan teknis oleh para Mentor (Resident Mentor, Visiting Mentor, Silicon Valley Mentor), pendanaan sejumlah Rp.250 juta per startup dengan opsi pendanaan lanjutan hingga Rp.2 Milyar di tahap akselarasi (Indigo Accelerator) bagi produk yang memiliki prospek bisnis sangat baik.Setelah kemarin 26 Februari 2015 Kick Off Indigo  Incubator dilaksanakan di LOOP Stasion Mahakam Jakarta Selatan. Acara ini dihadiri oleh Indra Utoyo selaku Director Innovation and Strategic Portfolio PT.Telkom, Saiful Hidayat selaku Senior General Manager Innovation & Design Centre PT.Telkom Hari S. Sungakri selaku sekretaris Jenderal MIKTI, Indra Purnama selaku Executive Director Bandung Digital Valley dan Muhammad Aditya selaku Executive Director Yogya Digital Valley.Roadshow yang diadakan di Kota Bandung pada 27 Februari 2015 bertujuan untuk mensosialisasikan Indigo Incubator 2015 di Bandung. Road show ini dihadiri oleh Dinoor Susatijo selaku Senior Manager of Innovation Management Innovation & Design Center  Indra Purnama (Director Excutive Bandung Digital Valley) yang akan dilanjutkan ke Kota Medan 2 Maret 2015, Yogyakarta 4 Maret 2015, Surabaya 5 Maret 2015, Bali 6 Maret 2015, Malang 9 Maret 2015, Maksar 11 Maret 2015, dan Kota Terakhir Balikpapan 12 Maret 2015.Untuk mendukung startup  yang tertarik  mengikuti program indigo Incubator 2015, MIKTI akan menyelengarakan program pre-inkubasi yang diikuti oleh seluruh insan digital di Indonesia.Selain di selnggarakan di Bandung Digital Valley dan Yogya Digital Valley pada Bulan april 2015, Program pra-inkubasi juga dilaksanakan di8 Kota yaitu Jakarta, Bogor, Medan, Surabaya, Malang, denpasar, Maksar dan Balikpapan di Minggu kedua April 2015.Kandidat dari kota lain dapat mengikuti program pra-inkubasi melalui streaming online dan video conference.Hasil yang diperoleh peserta di program Pra-inkubasi akan menjadi faktor penilian pada proses selesksi Indigo Incubator 2015.(die)

Jumat, 27 Februari 2015

Menteri PPN/Ka Bappenas & Menteri Perindustian Dukung Pengembangan Amunisi Kaliber Besar.




Bandung.Swara Jabbar.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) sekaligus Kepala Badan Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof Chaniago dan Menteri Perindustian Saleh Husin,  melakukan kunjungan kerja fasilitas produksi PT.Pindad (Persero), Jumat (27/2/2015).Kehadiran dua menteri beserta rombongan disambut Direktur PT.Pindad, Silmy Karim, dan jajaran managemen industri pertahanan yang berkantor di Bandung.”Kedua menteri hadir untuk tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo terkait peningkatan kapasitas produksi dan penguasaan teknologi industry pertahanan tanah air ujar Silmy.Dalam kunjungannya kedua menteri tampak sangat antusias mengagali informasi di seluk beluk dari berbagai program stategis yang sedang dikerjakan oleh Pindad.Diantaranya mencakup pengembangan Munisi Kaliber Besar (MKB), sehingga panser canon 90 militer “Badak”.Untuk produk MKB yang telah diuji sertifikasi oleh kementerian Pertahanan dan jajaran Tentara Nasional (TNI) Angkatan Darat yakni peluru meriam caliber 105 mm.Dalam peningkatan kompetensi munisi kaliber besar, Pindad telah menggandeng mitra strategis dari luar negeri yang sudah memiliki reputasi tinggi dalam produksi dalam produksi munisi caliber besar.Kepada kedua Menteri, Silmy menjelaskan munisi kaliber 20mm, 40 mm, 76 mm, 90mm, hingga 105 mm di buat di Turen , Malang.Kepala Bappenas dan Menteri Perindustian dalam penjelasannya menyampaikan mereka perhatian dan dukungan penuh terhadap pengembangan usaha, teknologi dan kemampuan rancang bangun Pindad untuk menuju kea rah kemandirian industry pertahanan seperti amanah Undang-Undang Nomor. 16 Tahun 2012, Kami hadir untuk menmdukung industri Pertahanan Indonesia melalui pengalokasian dalam rencana pembangunan nasional kedepan ujar Andrinof.Presiden Joko widodo dalam sidang cabinet bulan November tahun lalu, mengintruksiskan para pengguna produk alat utama sistem persenjataan di dalam negeri untuk bisa meningkatakan peningkatan jumlah pesanan produk ke Pindad hingga 30-40 persen.” Ini bentuk keberpihakan pemerintah yang kongkret dalam mendukung penggunanan produksi dalam negeri khususnya produk alustista kata Silmy.Selain paparan tentang amunisi kaliber besar, kedua menteri sempat mengunjungi produksi Divisi Kendaraan  Khusus  yang memproduksi  aneka kendaraan tempur seperti Anoa dan Komodo dengan berbagai varian dan Divisi Senjata yang memproduksi beberapa produk senapan pistol.”Menteri Perindustian selaku Pembina Industri Nasional  memberikan perhatian kepada PT.Pindad untuk endukung modernisasi mesin-mesin Pindad yang sudah tua”, ujar Silmy.Pindad selaku industry pertahanan terkemuka di Indonesia perlu kita dukung agar bisa bersaing ditingkat regional dan global melalui beberapa program penguatan dari Kementerian Perindustian kata Menteri Perindustian. (die)