Bandung.Swara Jabar
Kalangan anggota DPRD Jaawa Barat meminilai
pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat sangat lambat bahkan progresnya
sangat kecil. Bahkan sewaktu, Komisi VI DPRD jabar melakukan konsultasi ke
Kementerian Perhubungan RI di Jakarta, Dirjen Perhubungan Udara
mengataakan, bila sampai akhir tahun 2016 pembangunan BIJB tidak ada kemajuan
yang cukup segnifikan, Pemerintah Pusat melalui Kemenhub akan mengambil alih
pembangunan BIJB. Menurut Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jabar, hal ini jangan
sampai terjadi, tentunya kerugian besar bagi provinsi Jawa Barat bila sampai
diambil alih oleh pemerintah pusat. Karena uang dari APBD Jabar yang telah
dikocorkan untuk pembangunan BIJB sudah mencapai Rp.700 miliar. Memang
kendala dan permasalahan utama terletak di pembebasan lahan dan minat
investor. Sampai saat ini dari lahan yang dibutuhkan sebenyak 1800 Ha
baru tersedia sebanyak 980 Ha. Lahan seluas 980Ha tersebut sudah
eksisting, sehingga seharusnya pembangunan BIJB progresnya semakin maaju
tidak lambat seperti sekarang ini. Hal ini diungkapkan Ketua fraksi
Gerinda DPRD Jabar Ricky Kurniawan, LC kepaada wartawan dalam acara
refleksi akhir tahun 2015 Frkasi Gerindra DPRD Jabar periode 2014-2019, diruang
fraksi, Rabu, (30/12). Hadir dalam acara Refleksi tersebut, Sekretaris Fraksi
DR Sunatra, Wakil Ketua Fraksi Daddy Rohanady, anggota Heri Ukasah, Gina
Fadila Swara dan Lina Ruslinawati serta
Dadang Kurniawan.Dikatakan, akan diambil alihnya pembangunan BIJB tersebut
dikatakan langsung Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan kepada
Komisi IV DPRD Jabar. Bahkan, Dirjen Perhubungan Udara meminta bantuan Komisi
IV untuk mempertemukan mereka kepada Gubernur Jawa Barat.Ricky mengakui
bahwa penanganan pembangunan BIJB ini sangat lamban, lama dan sangat
ekstrim. Bahkan, Tol Cisumdawu yang tadinya diharapkan dapat membantu
akses jalan ke BIJB progresnya masih tersendat. Malah tol Cipali yang sudah
dioperasikan, ujarnya.Selain itu, ternyata di lokasi pembangunan BIJB,
banyak permasalahan sosial yang terjadi di sana, seperti rumah hantu, dan
klaim-klaim masyarakat. Tapi penanganan pembangunannya tidak boleh kendor.
Harus tetap jalan, tegasnya. Daddy Rohanadi, yang juga Wakil Ketua Komisi IV
sependapat dengan Ketua Fraksi bahwa pembangunan sisi darat ini sangat lamban.
Untuk itu, jika memang BJIB tidak mampu sebaiknya Dirut PT BIJB yang
dianggap" one prestasi", sebaiknya mengundurkan diri aja.Dikatakan,
bila pemerintahan pusat sempat mengambil alih BIJB, Pemprov Jabar tidak akan
menghasilkan apa-apa. Apalagi PAD seperti Bandara Kualanamu Sumatra Utara akan
hilang, padahal BIJB murni digagas oleh Pemprov Jabar dan didukung penuh
oleh Dewan termasuk dalam penganggaran di APBD. Adapun terkait investor,
pihak eksekutif mengatakan sudah ada investor yang berminat, bahkan
Pemprov sudah melakukan penjajakan dan telah menjalin kerjasama (MoU) untuk
pembangunan BIJB, tapi nyatanya sampai saat ini belum ada realisasinya, ujar
Daddy. Selain menyoroti masalah pembangunan BIJB, Fraksi Gerindra juga
menyoroti berbagai sektor pembangunan, terutama masalah asat daerah, KPID dan
BUMD, dan sektor Pendidikan, Kesehatan.(die)